JUMAT 05 Agustus : Cerita Singkat Alun-Alun Tayu, Latar Belakangnya Sempat Mengag.....
TRIIBUNNEWS.COM - Tayu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Pati. Kurang lebih 27 km kalau dari pusat Kota Pati. Tayu memang "hanya" sebuah kota kecil. Tapi tampaknya geliat perekonomian mulai tampak di setiap sudutnya. Apalagi di sore hari, akan tampak banyak warung berjajar di sepanjang jalan kota, yang semuanya ramai dengan pengunjung. Dan tempat paling ramai di sore hari hingga malam hari adalah alun-alun.
Ya, sejak beberapa tahun lalu, tiap sore hari di alun-alun tayu ada banyak berbagai macam permainan anak yang disewakan. Mulai dari mandi bola, kereta mini, mobil-mobilan, otopet, hingga sepatu roda.
Anak-anak yang ingin bermain di alun-alun, biasanya ditemani oleh orangtuanya. Bisa dipastikan hampir tiap sore alun-alun selalu ramai. Hanya pada saat hujan saja, alun-alun menjadi lebih sepi.
Keramaian itu, tentu memicu munculnya pedagang lain disana. Ada pedagang es, gorengan, sosis-sosisan, sate kojek, sampai makanan berat seperti gado-gado, mie godok, nasi goreng dan lainnya.
Pedagang jagung bakar dan kacang kulit yang ikut merasakan berkahnya alun-alun
Hal ini tentu adalah hal yang patut disyukuri. Ada perekonomian masyarakat yang ikut terangkat dengan keramaian yang ada di alun-alun itu.
Untuk menyenangkan anak-anak, kadang kamipun mengajak mereka bermain di alun-alun. Meski kami ini memang agak kurang gaul. :D Karena tidak mesti tiap bulan kami menyempatkan diri ke alun-alun untuk bermain. Kalau sekedar lewat sih tiap hari... :D
Kami biasanya sudah berangkat ke alun-alun sekitar jam setangah 5 sore. Masih agak sepi. Anak-anak paling suka mandi bola. Jadi mereka bisa main sepuasnya. Semakin petang, dan mendekati maghrib, alun-alun akan bertambah ramai. Dan pada saat adzan maghrib, ketika kami beranjak pulang, alun-alun justru semakin ramai. Apalagi jika malam minggu.
Di sinilah kontrasnya. Karena di seberang alun-alun itu ada sebuah masjid jami' berdiri di sudut barat daya alun-alun. Alun-alun yang ramai dan masjid yang sepi. Ah... sebuah fenomena yang barangkali biasa untuk jaman sekarang ini. :(
sumber http://umminadliroh.blogspot.co.id/
editor riki yuana
Ya, sejak beberapa tahun lalu, tiap sore hari di alun-alun tayu ada banyak berbagai macam permainan anak yang disewakan. Mulai dari mandi bola, kereta mini, mobil-mobilan, otopet, hingga sepatu roda.
Anak-anak yang ingin bermain di alun-alun, biasanya ditemani oleh orangtuanya. Bisa dipastikan hampir tiap sore alun-alun selalu ramai. Hanya pada saat hujan saja, alun-alun menjadi lebih sepi.
Keramaian itu, tentu memicu munculnya pedagang lain disana. Ada pedagang es, gorengan, sosis-sosisan, sate kojek, sampai makanan berat seperti gado-gado, mie godok, nasi goreng dan lainnya.
Pedagang jagung bakar dan kacang kulit yang ikut merasakan berkahnya alun-alun
Hal ini tentu adalah hal yang patut disyukuri. Ada perekonomian masyarakat yang ikut terangkat dengan keramaian yang ada di alun-alun itu.
Untuk menyenangkan anak-anak, kadang kamipun mengajak mereka bermain di alun-alun. Meski kami ini memang agak kurang gaul. :D Karena tidak mesti tiap bulan kami menyempatkan diri ke alun-alun untuk bermain. Kalau sekedar lewat sih tiap hari... :D
Kami biasanya sudah berangkat ke alun-alun sekitar jam setangah 5 sore. Masih agak sepi. Anak-anak paling suka mandi bola. Jadi mereka bisa main sepuasnya. Semakin petang, dan mendekati maghrib, alun-alun akan bertambah ramai. Dan pada saat adzan maghrib, ketika kami beranjak pulang, alun-alun justru semakin ramai. Apalagi jika malam minggu.
Di sinilah kontrasnya. Karena di seberang alun-alun itu ada sebuah masjid jami' berdiri di sudut barat daya alun-alun. Alun-alun yang ramai dan masjid yang sepi. Ah... sebuah fenomena yang barangkali biasa untuk jaman sekarang ini. :(
sumber http://umminadliroh.blogspot.co.id/
editor riki yuana
0 Response to "JUMAT 05 Agustus : Cerita Singkat Alun-Alun Tayu, Latar Belakangnya Sempat Mengag....."
Posting Komentar